Thursday, 11 December 2014

Ini Dampak Anjloknya Harga Minyak Terhadap Negara-negara di Dunia

Liputan6.com, New York - Harga minyak terus turun hingga menyentuh level US$ 60 per barel atau terendah sejak Desember 2009. Bagi sebagian negara di dunia, penurunan harga minyak telah membantu mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Tapi bagi sebagian negara produsen minyak, penurunan harga tersebut bagaikan malapetaka besar bagi pertumbuhan ekonomi.


Mengutip laman CNBC, Jumat (12/12/2014), selama puluhan tahun negara-negara produsen minyak yang tergabung dalam OPEC berupaya mengendalikan harga minyak dengan membatasi pasokan. Tapi tahun depan persediaan minyak akan meningkat setelah OPEC memutuskan untuk tidak membatasi produksi minyak saat harganya tengah turun.


"Dalam jangka pendek, Anda akan melihat ekonomi AS yang sedang berkembang pesat dengan harga energi yang murah akan mendapat dorongan permintaan dari para konsumen," ungkap Menteri Keuangan Amerika Serikat, Jack Lew.


Menurutnya, itu karena penurunan harga minyak tampak seperti pemangkasan pajak dalam memutar roda ekonomi negara. Penghematan dari harga minyak yang lebih murah dapat diinvestasikan ke bidang lain dan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi.


Sementara di Rusia dan Venezuela, jatuhnya harga minyak berarti memangkas pendapatan dari penjualan minyak. Tak hanya itu, anjloknya harga minyak juga menghantap nilai tukar mata uang, meningkatkan inflasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi.


Arab Saudi, produsen minyak terbesar dunia, juga menanggung rugi hingga miliaran dolar dari pendapatan minyaknya yang terus menurun.


Meski begitu, kecepatan penurunan harga minyak telah membuat sebagian besar bagian dari dunia terkejut.


"Para pengusaha dan konsumen biasanya memprediksi perubahan yang lambat, agar bisa membuat anggaran dan rancangan menghadapinya. Saat harga minyak anjlok drastis tentu saja semua rencana yang disiapkan berantakan," ungkap ekonom Oxford Economics Greg Daco.


Melihat kondisi ini, harga minyak bahkan dapat anjlok hingga menyentuh US$ 40 per barel. Dalam hal ini, negara-negara Asia seperti China, India, dan Filipina akan menjadi bagian global yang paling diuntungkan. (Sis/Gdn)


Source: http://ift.tt/1GrUrwN

No comments:

Post a Comment