Liputan6.com, Riau - Saat Presiden Jokowi blusukan ke lokasi kebakaran hutan dan lahan di Kepulauan Meranti dan Kota Pekanbaru, ribuan warga Riau tak banyak bertanya masalah penanggulangan asap. Warga malah menghujani pertanyaan terkait alasan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Kami cuma ingin tanya Pak. Kenapa BBM dinaikkan? Selama ini, kami selalu melihat berita, ada yang mendukung dan menolak. Kami jadi bingung, sebetulnya seperti apa Pak, kenapa bensin dan solar harus naik?" tanya seorang warga bernama Hadi, kepada suami Iriana tersebut, Kamis (27/11/2014).
Tak hanya Hadi, warga lainnya yang dihampiri dan dipeluk Jokowi juga menanyakan hal serupa. "Kami ingin penjelasan dari bapak sendiri. Pusing kami dibuat berbagai isu BBM yang selama ini Pak," ungkap Rosma, warga lainnya.
Sebelum menjawab pertanyaan itu, Jokowi mengeluarkan senyum khasnya. Setelah mengusap kepalanya, politisi PDIP itu akhirnya memberikan jawaban ke warga.
Dijelaskan Jokowi, pengalihan subsidi BBM untuk pembangunan yang lebih bermanfaat. Rp 300 triliun yang dirogoh pemerintah unsuk subsidi bisa dialihkan ke hal-hal yang lebih produktif.
"Dalam setahun ada sekitar Rp 300 triliun subsidi untuk BBM. Nilai itu bisa membangun 600 waduk, sementara Indonesia hanya butuh 50. Kalau BBM disubsidi terus, uang itu dibuang-buang saja karena akhirnya terbakar," kata Jokowi.
Tak hanya waduk, tambah Jokowi, pengalihan subsidi juga bisa membangun jalan, jembatan, pendidikan, kesehatan dan sarana prasarana lainnya.
"Nanti kita berikan Kartu Indonesia Pintar untuk mereka yang tidak mampu. Bupati tolong catat warganya yang tidak mampu, mungkin Januari dan Februari sudah kita kirim," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, tetap mensubsidi BBM merupakan kebijakan kurang tepat. Sebab, 72 persen penikmat BBM subsidi adalah mobil. Di mana kendaraan itu hanya bisa dibeli bagi orang yang isi kantongnya berlebih.
"Kan lebih baik dialihkan ke hal yang produktif. Nanti dialihkan subsidi BBM itu ke petani dan nelayan. Karena itu, masyarakat harus mengerti," imbuh Jokowi.
Mendegar penjelasan itu, masyarakat hanya diam sambil tersenyum. "Jadi itu alasannya ya Pak. Kalau seperti itu, yang harus dicarikan jalan keluarnya bagi kami yang tidak mampu ini," ucap seorang warga.
Jokowi menimpali, warga yang kurang mampu akan diberikan kartu yang selama ini dijanjikan Jokowi. Di Riau, Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Sejahtera akan dibagikan sekitar Januari atau Februari tahun depan.
Jokowi meminta Plt Gubernur Riau dan jajaran pemerintah setempat, mulai dari bupati, camat, lurah dan kepala desa untuk mendata warganya yang kurang mampu. "Datanya yang benar. Yang memang kurang mampu. Nanti akan dikirimkan sekitar Februari," tegas Jokowi.
Mendengar jawaban itu, warga masih meminta Jokowi untuk mengontrol harga kebutuhan dapur. "Kan gini Pak. Bensin dan solar naiknya Rp 2 ribu. Kenapa bahan makanan dan yang lainnya naik sampai Rp 20 ribu. Ini harus dicarikan solusi," tanya warga.
"Semuanya akan dibahas. Masyarakat jangan khawatir. Kebijakan-kebijakan sesudah BBM naik akan dibahas. Masyarakat harap bersabar dulu," pungkas Jokowi.
Source: http://ift.tt/1yjP6q8
No comments:
Post a Comment