Jarak pandang maksimum di Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru, setiap pagi hanya 200 meter akibat adanya serangan kabut embun (fog) yang merupakan awan di permukaan tanah dan mengandung jutaan butiran air kecil.
“Fog mulai muncul pada pukul 06.00 dan sampai pukul 08.00 WIB,” kata analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Sanya Gautami kepada Antara di Pekanbaru, Sabtu (31/5/2014).
Sanya menjelaskan, fog atau embun terjadi akibat adanya pembentukan awal tebal namun tidak memberikan dampak hujan sehingga butiran air tersebut turun ke dasar atau permukaan bumi.
Pada umumnya, menurut dia, fog merupakan awan yang cukup tebal jika dibandingkan dengan kabut mist sehingga mengakibatkan keterbatasan jarak pandang.
“Namun memang biasanya fog tidak akan bertahan lama, atau hanya terjadi pada pagi hari ketika suhu udara masih terasa dingin atau belum terasa kehangatan sinar matahari,” katanya.
Dia kembali menjelaskan, fog atau kabut biasanya akan hilang dengan sendirinya ketika suhu udara mulai hangat atau berada di atas 30 derajat celsius.
“Kondisi hilangnya fog biasanya siang hari atau di atas pukul 09.00 WIB karena udara mulai hangat,” katanya.
Menurut dia, berbeda dengan asap sisa kebakaran hutan dan lahan yang selama ini melanda sebagian besar wilayah kabupaten/kota di Riau.
“Kabut asap biasanya tidak akan hilang pada siang hari dan bahkan semakin parah karena kebakaran lahan pada siang akan meluas dan asap semakin banyak,” katanya.
Sebelumnya sejumlah masyarakat sempat menyangka fenomena fog merupakan bencana kabut asap yang selama ini terjadi di Riau.
Beberapa warga di Pekanbaru yang semula menjadwalkan kegiatan olahraga pagi membatalkannya karena mengkhawatirkan kondisi udara. (Antara)
Sumber http://ift.tt/1twMjVd
via suara.com
No comments:
Post a Comment