Friday, 30 May 2014

“Black Campaign,” Ketua PP Muhammadiyah Menentang Pengawasan Khutbah Jumat

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay menentang rencana pengawasan terhadap khatib dan khutbah Jumat untuk memantau kemungkinan adanya kampanye hitam di dalam masjid.


“Pengawasan terhadap khatib dan khutbah Jumat dikhawatirkan akan menimbulkan fragmentasi sosial di tengah masyarakat. Selain itu, bisa juga menimbulkan kesan seolah-olah para khatib menjadi agen politik dari suatu kepentingan politik tertentu,” kata Saleh Partaonan Daulay melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat (30/5/2014).


Menurut Saleh, masjid sebagai tempat suci berfungsi sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Karena itu, tindakan pengawasan terhadap ceramah para khatib sangat provokatif.


“Kenapa tidak sekalian sweeping saja? Kenapa mesti mengirim tukang intip? Saya khawatir, ini bisa dilihat masyarakat sebagai upaya pengembalian rezim otoriter dengan masuknya intervensi ke rumah-rumah ibadah,” tuturnya.


Saleh menduga pernyataan mengenai pengawasan terhadap khatib dan khutbah Jumat untuk menimbulkan kesan seolah-olah seseorang sedang dizalimi.


Padahal, kata dia, sampai saat ini belum ada bukti kampanye hitam yang dilakukan di atas-atas mimbar Jumat.


Saleh Partaonan Daulay menyatakan Pemuda Muhammadiyah yang dia pimpin mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pemilu Presiden 9 Juli 2014. Pernyataan dukungan itu juga telah disampaikan ke Sidang Tanwir Muhammadiyah di Samarinda.


Pemilu Presiden 2014 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.


Sebelumnya, salah satu anggota tim sukses Jokowi-JK, Eva Kusuma Sundari tidak menampik bahwa timnya menjalankan aksi intelijen untuk mengawasi adanya kampanye hitam dalam khutbah Jumat di masjid. (Antara)






Sumber http://ift.tt/1o6tpD1

via suara.com

No comments:

Post a Comment