Jaringan organisasi radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) berpotensi tumbuh di Indonesia, khususnya di kantong-kantong basis teroris.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai.
Ansyaad menambahkan, seluruh elemen bangsa harus mewaspadai kehadiran organisasi berideologi radikal terebut, kata Ansyaad Mbai di Kendari, Senin (1/8/2014).
“Tidak satu pun negara, agama atau komunitas di muka bumi ini yang menghendaki kehadiran kelompok untuk melakukan perusakan maupun pembunuhan,” katanya saat berbicara pada kuliah umum di kampus STAIN Sultan Qaiumuddin Kendari.
Selain diikuti kalangan dosen, para pegawai dan mahasiswa lingkup STAIN Kendari pada kuliah umum yang menghadirkan “orang nomor satu” di bidang pencegahan teroris di Indonesia juga melibatkan siswa setingkat SMU.
Mencegah eksistensi aliran radikal di negeri ini tidak cukup dengan hanya mengandalkan BNPT tetapi harus melibatkan pihak-pihak strategis, antara lain, organisasi kemasyarakatan, ulama, tokoh agama termasuk perguruan tinggi.
“BNPT sudah menjalin kemitraan dengan sejumlah perguruan tinggi, lebih khusus lagi dengan perguruan tinggi Islam di Indonesia,” kata Ansyaad.
Sepak terjang ISIS menimbulkan saling tuding antara negara-negara di timur tengah, bahkan sebagian kalangan Indonesia ikut menuding negara tertentu. (Antara)
Sumber http://ift.tt/1r2HCVj
via suara.com
No comments:
Post a Comment