Suara.com - Ratusan pelajar di SMAN II Kediri, Jawa Timur, berunjuk rasa menuntut mutasi kepala sekolah mereka yang dinilai tidak transparan dan sedang terlibat kasus hukum.
“Kami merasa resah dipimpin beliau dan merasa malu. Salah satunya, kami diejek,” kata Vicky, salah seorang pelajar yang ikut dalam unjuk rasa di dalam sekolah, Senin (28/4/2014).
Vicky mengaku, baru mengetahui kasus yang terjadi menimpa kepala sekolah mereka, Bambang Tetuko, saat naik ke kelas 11. Ia dengan rekan-rekan yang lain kemudian berusaha mencari tahu kasus yang terjadi pada kepala sekolah mereka.
“Bahkan ia (Kepala Sekolah) juga telah menjadi tahanan kota,” katanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN II Kediri Bambang Tetuko mengatakan, kasus yang menimpanya itu masih dalam proses banding sampai sekarang.
Ia menilai, kasus itu diembuskan oleh orang yang ingin memfitnah dirinya. Padahal, dalam pemeriksaan tidak ditemukan adanya kerugian negara.
“Dari BPK tidak ada kerugian negara,” katanya.
Ia juga mengaku siap mematuhi keputusan hukum, asalkan adil. Namun, jika tidak adil ia tidak akan menyerah dan akan terus mencari keadilan.
Kasus yang terjadi pada Bambang Tetuko itu terjadi pada 2009. Saat itu, kepala sekolah di SMA favorit di Kediri itu menjadi ketua lelang untuk pengadan Buku Kegiatan Siswa (BKS) oleh Dinas Pendidikan Kota Kediri.
Bambang mengaku hanya mengurusi masalah administrasi dan bukan masalah uang. Nominal anggaran untuk BKS itu sekitar Rp4 miliar untuk sekolah mulai tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK. (Antara)
Sumber http://ift.tt/1ln2m6U
via suara.com
No comments:
Post a Comment