Suara.com - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BSDMP) Santoso Edi Wibowo mengungkapkan akan mengevaluasi kurikulum di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), menyusul kasus penganiyaan yang meyebabkan seorang taruna tewas.
“Saya melihat ini adalah pengulangan 2008 dan terjadi lagi di tahun 2014 dan memang kalau dilihat waktu itu terjadi di dalam kampus dan sekarang terjadi di luar kampus,” ujar Kepala BPSDM Santoso Edi Wibowo di kantor BPSDM dijalan Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat, Senin (28/4/2014).
Santoso mengungkapkan akan melibatkan Dikti Kemendikbud untuk mengevaluasi kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.
Sementara Ketua STIP Kapten Rudiana mengatakan akan menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut ke Kepolisian.
“Kami tetap serahkan (kasus) ini kepada kepolisian, dan membantu data, kita akan membatu polisi, tapi untuk membantu proses kita tidak akan membantu proses akan kita serahkan sepenunya kepada kepolisian,” jelas ketua STIP Kapten Rudiana di kantor BPSDM Perhubungan.
Hingga kini penyidik Polres Metro Jakarta Utara menetapkan tujuh orang tersangka penganiayaan terhadap mahasiswa tingkat pertama STIP Marunda Dimas Dikta Handoko.
Peristiwa penganiayaan berawal saat mahasiswa tingkat dua STIP menyuruh salah satu korban mendatangi tempat kos mereka di Jalan Kebon Baru Blok R, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara pada Senin (21/4/2014) pukul 19.00 WIB.
Para korban yang merupakan mahasiswa tingkat satu tersebut mendatangi tempat kosan kakak angkatannya pada Jumat (25/4/2014) sekitar pukul 21.00 WIB.
Mahasiswa tingkat dua itu menceramahi korban karena alasan tidak respek, kompak sehingga mendapatkan teguran dari mahasiswa tingkat empat.
Tidak hanya menceramahi, mahasiswa tingkat dua itu memukuli tujuh korban pada bagian perut, ulu hati, pipi, serta tendangan pada perut dan kaki.
Salah satu tersangka AG yang merupakan Ketua Tim Mahasiswa Medan memukul Dimas hingga mengerang kesakitan hingga akhirnya tewas pada pukul 00.30 pada Sabtu (26/4/2014).
Sumber http://ift.tt/S0xS0k
via suara.com
No comments:
Post a Comment