Liputan6.com, Jakarta Adanya puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam insiden tenggelamnya kapal penangkap ikan Korea Selatan (Korsel) di Selat Bering, Rusia, membuat pemerintah segera bertindak.
Melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) pemerintah memastikan di antara 60 anak buah kapal (ABK) di kapal tersebut terdapat 35 ABK asal Indonesia. Sementara, ABK lainnya berasal dari Filipina dan Korea Selatan (Korsel).
Saat ini upaya pencarian dan penyelamatan masih terus dilakukan oleh instansi terkait di Rusia. Hingga 1 Desember kemarin, 8 ABK termasuk 3 asal Tanah Air berhasil diselamatkan.
Melanjutkan upaya pencarian dan penyelamatan, di hari ini, KBRI di Moskow mengirim staf ke Pelabuhan Petropavlosk. Pengiriman itu dilakukan untuk melakukan pemantauan upaya SAR dan membantu para ABK yang berhasil diselamatkan.
Selain itu, Menlu Retno Marsudi juga telah menghubungi Menlu Korsel. Yun Byung-se. Komunikasi itu dilakukan terkait insiden tragis ini.
"Menlu Korsel menginformasikan bahwa saat ini upaya SAR oleh Otoritas Rusia dan Pasukan Penjaga Pantai AS ," sebut pernyataan tertulis Kemlu kepada Liputan6.com, Selasa (2/12/2014).
Sementara, di samping tim dari Rusia dan AS, Rapid Response dari Korsel juga telah dikirimkan ke lokasi kejadian. Hal ini dilakukan untuk membantu proses evakuasi.
Walau telah berhasil melakukan penyelamatan terhadap 3 ABK asal Indonesia, kondisi ABK tersebut belum bisa dipastikan. Namun, Kemlu menyatakan mereka telah menerima daftar nama-nama ABK tersebut dan sudah menghubungi pihak keluarga.
Kapal penangkap ikan Korsel tenggelam di sekitar perairan Rusia. Biduk yang karam itu diduga tidak mengirim sinyal bahaya ketika insiden terjadi. Kantor Berita Korea Selatan (Korsel), Yonhap, memberitakan kapal tersebut merupakan milik perusahaan Sajo yang dibuat 40 tahun lalu. (Ein)
Source: http://ift.tt/1tGjHbp
No comments:
Post a Comment