Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki potensi besar sebagai basis aplikasi mobile lokal. Tapi sayangnya, sebagian besar aplikasi mobile yang digunakan oleh masyarakat Indonesia merupakan hasil karya pengembang dari luar negeri.
Akibat hal tersebut banyak pihak yang berkeinginan kuat membesarkan industri aplikasi mobile lokal. Perusahaan swasta maupun pemerintah berbondong-bondong memberikan dukungan kepada para pengembang lokal agar karyanya bisa lebih baik lagi.
Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif (Kemenparekraf) menjadi salah satu pihak yang mengaku memberikan perhatian lebih bagi para pengembang lokal. Kemenparekraf mengklaim telah membangun dua buah sentra ekonomi kreatif yang dikhususkan bagi para pengembang lokal.
"Kita sudah bangun dua pusat eknonomi kreatif, satu di Bandung dan satunya yang baru di Depok. Harapan kami sentra ekonomi kreatif ini akan bisa mendorong para pengembang lokal agar bisa lebih fokus dalam melahirkan produk baru yang bisa dipakai orang Indonesia," ujar Erman Mardiansyah, Kasubdit Sentra Kreatif Kemenparekraf di Kantor XL Axiata, Jakarta.
Lebih lanjut, ia menyebutkan pihaknya berusaha untuk memberikan dukungan kepada para pelaku industri kreatif yang biasanya masih berusia muda. Dukungan itu diharapkan dapat mendorong industri kreatif di Tanah Air agar bisa berkembang lebih cepat.
"Kemenparekraf sangat mendukung aktivitas terkait ekonomi kreatif dan digital, baik berupa pengembangan aplikasi ataupun game. Rencananya, sentra ekonomi kreatif bia dibangun, tak hanya di Depok dan Bandung tapi juga di kota-kota lain supaya semakin banyak pelaku industri kreatif digital lokal," tambah Erman.
Sekarang ini, salah satu tren industri kreatif yang tengah digenjot pelaku kreatif di Indonesia ialah pengembangan aplikasi teknologi informasi atau industri game. Hal ini ditunjang seiring pesatnya pengguna smartphone di Indonesia hingga menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Menurut laporan yang diungkap lembaga riset GfK Asia, Indonesia telah membeli sebanyak 14,8 juta smartphone dengan harga pengeluaran US$ 3,33 miliar (Rp 39,1 triliun).
Hal tersebut menjadikan Indonesia berada di peringkat pertama sebagai negara paling konsumtif dalam hal pembelian smartphone di Asia Tenggara, sehingga membuat Indonesia sangat potensial sebagai pasar aplikasi mobile yang bisa diakses melalui smartphone dan tablet. (den/isk)
Source: http://ift.tt/1BOb2ds
No comments:
Post a Comment