Sunday, 14 December 2014

Harga Minyak Bikin Dunia Ketar-ketir di 2015

Liputan6.com, New York - Merosotnya harga minyak dunia diprediksi menjadi salah satu faktor kunci yang membuat ekonomi dunia ketar-ketir pada 2015. Tak hanya itu, konflik Rusia-Ukraina serta kekacauan di Timur Tengah membuat negara-negara dunia harus tetap siaga mengamankan perekonomiannya.


Mengutip laman Xinhua, Senin (15/12/2014), dua ekonom asal Amerika Serikat (AS) Francis Fukuyama dan Paul Krugman menyampaikan proyeksi ekonomi dan politik dunia 2015 pada Arab Strategy Forum akhir pekan lalu.


Profesor ilmu politik di Stanford University, Fukuyama mengatakan, dengan merosotnya harga minyak ke level terendah dalam lima tahun terakhir, pendapatan Rusia akan terus menurun. Terlebih lagi, OPEC bersikeras untuk tidak memangkas target produksi minyaknya.


Krugman menjelaskan, harga minyak yang terus menurun juga akan memberikan dampak ekonomi yang sangat besar bagi negara-negara di wilayah Barat. AS dulunya merupakan importir minyak besar, dan turunnya harga minyak akan berdampak positif bagi perekonomiannya.


Tak hanya itu, negara-negara penghasil minyak seperti Arab Saudi sudah mulai merasakan kerugian dari anjloknya harga minyak dunia.


Tapi tentu saja, penurunan harga berdampak pada industri minyak AS yang tengah mekar di Amerika Serikat. Terlebih saat ini OPEC masih enggan mengurangi produksi minyaknya.


"Dampaknya masih terlalu dini untuk dinilai," ungkap Krugman.


Sementara Fukuyama mengatakan, ekonomi China akn terus berkembang dan dapat lebih berpengaruh dibandingkan Amerika Serikat dala, 25 tahun ke depan.


Ketidakpastian politik dan penurunan mata uang Rusia terhadap dolar juga dapat menjadi risiko baru bagi ekonominya dan sejumlah negara tetangga di Eropa. Krugman mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menghabiskan dana US$ 80 miliar untuk mempertahankan nilai tukar mata uangnya.


Tak hanya itu, konflik di Timur Tengah juga dapat menggoyahkan perekonomian dunia. Negara-negara muslim di kawasan tersebut telah lama mendapatkan pendapatan melalui penjualan minyak.


Namun masih banyak militan yang harus menyelundupkan minyak dari wilayah yang dikendalikannya di Irak dan Suriah. (Sis/Ndw)


Source: http://ift.tt/1stHodw

No comments:

Post a Comment