Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengkampanyekan gerakan makan ikan kepada masyarakat Indonesia di acara puncak peringatan Hari Ikan Nasional (Harkannas) ke-1. Lantaran, konsumsi ikan warga negara ini jauh lebih rendah dibanding Jepang dan negara tetangga lain.
Berlokasi di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Minggu (30/11/2014), Susi mengingatkan kembali betapa kayanya Indonesia terhadap potensi hasil kelautan dan perikanan mengingat dua pertiga negara ini terdiri dari wilayah lautan.
"Rata-rata konsumsi ikan masyarakat harusnya lebih besar daripada Jepang dan negara lain. Tapi ini malah jauh lebih rendah dalam jumlah konsumsi ikan dibanding negara tetangga. Padahal gizinya sangat banyak," terang dia.
Susi Pudjiastuti mengatakan, program Kementerian Kelautan dan Perikanan ini mengarah pada suistainibility dan sumber daya laut sebagai sumber protein yang harus dikonsumsi supaya menjadi manusia yang lebih sehat dan memiliki kecerdasan (IQ) tinggi.
Globalisasi pembangunan, tutur dia, menuntut kompetisi dan daya saing luar biasa. Manusia Indonesia, tegas Susi, harus menjadi manusia yang lebih unggul, berprestasi, pandai.
"Kalau nggak, kita bisa menjadi bangsa yang terbelakang, nggak kuat bersaing dengan negara tetangga. Makanya galakkan makan ikan supaya kita lebih sehat, pandai dan mampu bersaing di pasar global sehingga negara kita dihormati dan dihargai di pasar Asia dan internasional," jelasnya.
Salah satu kebijakan kontroversialnya adalah mengeluarkan aturan moratorium untuk menata kembali sumber kelautan Indonesia lebih lestari. Hal ini sangat berguna demi masa depan anak cucu kita dan 250 juta penduduk saat ini.
"Kalau nggak, dalam 5-10 tahun lagi kita nggak punya lagi sumber ikan. Jadi budidaya ikan itu sangat perlu, tapi kita harus menjaga laut karena ikan di sana nggak perlu dikasih makan, obat atau vitamin cuma mesti dijaga," ucap Susi sambil mengajak seluruh peserta berteriak No More Illegal Fishing. (Fik/Ahm)
Source: http://bisnis.liputan6.com/read/2140501/menteri-susi-kecewa-konsumsi-ikan-rakyat-ri-masih-minim
No comments:
Post a Comment