Sunday, 30 November 2014

Masalah HIV-AIDS Dapat Dilihat di 10 Film Inspiratif Ini

1 Desember bukan sekedar hari "biasa. Tanggal tersebut juga diperingati sebagai World AIDS Day atau Hari AIDS Sedunia. Di hari tersebut lah, kesadaran kita semua diingatkan tentang epidemik HIV-AIDS.


Namun kesadaran tentang epidemik HIV-AIDS tak hanya diingat pada 1 Desember, tetapi setiap hari dengan pencegahan dan tidak mendiskriminasi Orang dengan HIV-AIDS (Odha). Bahkan masalah HIV-AIDS menarik perhatian film-maker dunia. Tak jarang, topik tersebut diangkat ke layar lebar. Tujuannya, tentu saja untuk mengangkat realitas permasalahan HIV-AIDS di tengah publik, edukasi, kewaspadaan, hingga hiburan. Di bawah ini, Lintas.me memilihkan film tentang HIV-AIDS yang wajib dilihat Sobat Lintas.


Philadelphia (1993)




Duet maut antara Tom Hanks dan Denzel Washington bisa dilihat di Philadelphia. Film besutan Jonathan Demme memotret diskriminasi HIV-AIDS, kehidupan gay, dan homophobia.

Andrew Beckett (Tom Hanks), seorang senior associate di lembaga hukum terkemuka di Philadelphia. Ia memiliki pacara Miguel Alvarez (Antonio Banderas) dan hubungan keduanya sangat dekat. Hingga akhirnya, Beckett dipecat dari kantornya karena statusnya sebagai Odha. Karena merasa haknya "dikebiri", Beckett meminta pengacara Denzel Washington (Joe Miller) untuk membelanya. Padahal Miller termasuk orang yang homophobia. Namun dari situlah, ia banyak belajar soal HIV-AIDS dan homoseksual.


Philadelphia termasuk film yang medulang sukses berbagai lini. Keuntungan 100x lipat hingga menyabet piala Oscar. Hanks yang menurunkan berat badan puluhan kilo berhasil membawa pulang piala Best Actor dan Bruce Springteen mendapat Best Original Song (Streets of Philadelphia).


And The Band Played On (1993)




Film televisi drama dokumentari ini merupakan produk HBO. Film mengadaptasi dari buku And The Band Played On: Politics, People, and the AIDS Epidemic karya jurnalis Randy Shilts.

And The Band Played On mengisahkan tentang masalah politik dunia dan medis menyangkut epidemik HIV. Saat itu, politik Amerika masih menganggap bahwa AIDS adalah penyakit gay. Film tersebut dibintangi oleh Matthew Modine, Alan Alda, Ian McKellan, Richard Gere, serta Anjelica Huston.


Boys On The Side (1995)




Era 90an, masih ada film tentang HIV-AIDS yang layak tonton. Boys On The Side menceritakan tentang tiga perempuan yang menghabiskan liburan bersama. Mereka adalah Jane (Whoopi Goldberg), lesbian berprofesi sebagai penyanyi dan ingin memulai kehidupan baru setelah putus dari pacarnya, Holly (Drew Barrymore), ibu hamil yang melarikan diri dari pacarnya si tukang pukul, dan Robin (Mary-Louise Parker), agen real estate yang punya rahasia (diketahui bahwa ia terpapar HIV).

Dalam perjalanannya, Holly bertemu dengan Abe (Matthew McConaughey), polisi muda nan baik hati. Jane jatuh cinta dengan Robin. Di sisi lain, Robin gelisah ingin membuka status kesehatannya. Setelah ia mengungkapkannya, Holly dan Jane tetap berteman dengan Robin hingga maut memisahkan mereka.


Angels In America (2003)




Satu lagi produk HBO, miniseri Angels In America yang dibintangi oleh Al Pacino, Emma Thompson, dan Meryl Streep. Film arahan mendiang Mike Nichols mengetengahkan kondisi pemerintahan Ronald Reagen pada 1985.

Pada tahun tersebut, ada enam orang yang punya masalah hampir sama. Prior Walter memberitahu pacarnya, Louis, bahwa dirinya telah terpapar HIV. Louis tidak terima dan meninggalkannya. Walter merasa dirinya kesepian dan bersalah. Sehingga ia dihantui oleh seorang malaikat. Di sisi lain, politikus Partai Republik meninggalkan istrinya dan hidup dengan Louis, tetapi hubungan mereka tidak lama karena perbedaan ideologi.


Angels In America juga menceritakan seseorang merasa kehilangan jiwanya bertemu dan menciptakan ikatan cinta, kehilangan, kesepian, serta memaafkan dan berdamai dengan masa lalu.


Precious (2009)




Precious tak hanya film yang bercerita tentang guru dan murid, namun tentang masalah sosial. Yaitu ketika kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan HIV-AIDS.

Precious (Gabourey Sidibe), remaja yang mendapat perlakuan kasar dari bunya dan tak percaya diri karena berat badannya. Meski demikian, ia menemukan hobi baru di sekolah - menulis - dengan bimbingan guru cantik Ms Rain (Paula Patton). Di lain pihak, ibunya hamil dan tak lama ayahnya meninggal akibat AIDS.


Dallas Buyers Club (2013)




Ya, Dallas Buyers Club mengadaptasi kisah nyata ini sukses bikin heboh mulai akhir tahun lalu - awal tahun ini. Pasalnya, belum diputar di bioskop secara luas tetapi sudah menyabet Oscar untuk Best Actor dan Best Supporting Actor.

Dallas Buyers Club menyajikan cerita menarik dan akting mumpuni dari para bintangnya. Adalah Ron Woodroof (Matthew McConaughey), cowboy yang hidupnya tidak sehat terdiagnosis HIV pada pertengahan 80an. Saat menjalani pengobatan, Woodroof menemukan sebuah obat yang cocok baginya. Masalahnya, obat tersebut dari Meksiko dan belum disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA). Sehingga ia diam-diam menjual obat terapi HIV ke sesama Odha. Ia menyebut komunitasnya dengan nama Dallas Buyers Club.


Di lain pihak, Woodroof mendapatkan ancaman karena telah menjual obat terlarang. Tetapi, ia didukung oleh dr. Eve Saks (Jennifer Garner) dan Rayon (Jared Leto). Sobat Lintas sudah melihatnya? Jika belum, segera tonton filmnya!


The Normal Heart (2014)




Mengikuti jejak sukses Dallas Buyers Club, sutradara Ryan Murphy ingin menyuguhkan cerita tentang penulis, aktivis gay, sekaligus pendiri grup diskusi HIV era 80an, Ned Weeks (Mark Ruffalo), melalui film televisi di HBO.

The Normal Heart mengisahkan Weeks, aktivis yang rajin mengadvokasi persamaan hak LGBT biasanya melakukan cara konfrontasi. Tetapi kali ini, ia melakukannya lebih tenang. Strategi tersebut lebih disukai oleh teman-temannya, termasuk sang kekasih Felix Turner (Matt Bomer). Namun, perbedaan pendapat mereka menyebabkan advokasi berjalan berantakan.


Sobat Lintas tak ada salahnya menonton film ini. Karena selain Ruffalo dan Bomer, film diperkuat oleh Jonathan Groff, Taylor Kitsch, Jim Parsons, Alfred Molina, Joe Mantello, dan Julia Roberts.


Perempuan Punya Cerita (2008)


Film omnibus karya Nia Dinata, Upi Avianto, Fatimah Rony, dan Lasja Susatyo, Perempuan Punya Cerita, menangkap realitas dan masalah yang ada di kehidupan kita sehari-hari. KDRT, narkoba, seks pada remaja, sampai HIV-AIDS yang dihadapi para perempuan. Film layak tonton buat Sobat Lintas.


Pada bagian Cerita Jakarta digambarkan Laksmi (Susan Bachtiar) baru saja ditinggal sang suami, Reno (Winky Wiryawan). Reno meninggal karena overdosis narkoba. Di sisi lain, Reno juga terpapar HIV dan menularkannya ke Laksmi. Tahu tentang itu, orangtua Reno langsung mengusir Laksmi dari rumah dan ia harus merelakan anaknya diasuh oleh mertuanya.


Mika (2013)




Jika film di atas menyajikan cerita yang lumayan “berat”, mungkin film ini mewakili cerita ringan yang dikhususkan bagi remaja dan orang awan yang ingin mengetahui HIV-AIDS. Mika, Film garapan Lasja Susatyo ini menceritakan Indi (Velove Vexia), anak SMA yang mengalami scoliosis. Karena kesehatannya, ia harus mengenakan penyangga tubuh dari besi setiap hari. Ia murung, tak boleh melakukan aktivitas berat, dan sangat dilindungi orangtuanya.

Tak disangka, Indi bertemu Mika (Vino G. Bastian). Dari awal, Mika jatuh cinta terhadap Indi, namun ia terganjal masalah, yaitu status dirinya HIV+. Tetapi, Indi menerima Mika apa adanya. Namun pertentangan justru datang dari keluarga Indi. Dalam film ini juga digambarkan bagaimana Odha menerima perlakuan diskriminatif bahkan dari dokter sekalipun.


Cinta dari Wamena (2013)


Lagi-lagi sutradara Lasja Susatyo membuat film tentang kemanusiaan dan masalah HIV-AIDS. Cinta Dari Wamena menceritakan tiga ornag sahabat yang tinggal di Wamena, Papua, memiliki cita-cita untuk bisa sekolah setinggi-tingginya.


Masalahnya, kehidupan Wamena sangat permisif. Hingga akhirnya, salah satu di antara mereka terpapar HIV dan persahabatan mereka diuji. Mereka mengembara dari Papua ke Jakarta, sampai bertemu dengan sorang musisi (Nicholas Saputra) dan perempuan cantik (Susan Bachtiar).


via Berbagai Sumber


No comments:

Post a Comment