Monday, 30 June 2014

Gencatan Senjata Berakhir, Ukraina Kembali Memanas

Presiden Ukraina Petro Poroshenko menegaskan akan melakukan serangan militer kepada kelompok pemberontak pro-Rusia dan sekaligus mengakhiri gencatan senjata. Dalam laman pribadinya, Poroshenko mengungkapkan, gencatan senjata ditunda dan Ukraina akan menyerang dan membebaskan negara dari ancaman kelompok pemberontak. Pernyataan itu membuat kondisi di Ukraina semakin memanas.


Kesepakatan gencatan senjata berakhir Senin (30/6/2014) malam. Ide dari gencatan senjata itu adalah untuk memberi kesempatan kepada kelompok pemberontak untuk melucuti senjata dan memulai proses perdamaian, termasuk amnesti dan pemilihan umum baru.


Namun, kelompok pemberontak menolak untuk melucuti senjata atau bekerja sama dengan Poroshenko.


“Kesempatan unik untuk merealisasikan perdamaian belum menjadi kenyataan. Ini terjadi karena tindakan kriminal dari kelompok pemberontak,” kata Poroshenko.


Pertempuran antara kelompok pemberontak dengan tentara Ukraina sudah berlangsung sejak April lalu dan menewaskan 400 orang. Gencatan senjata antara kelompok pemberontak dengan tentara Ukraina tercipta berkat pembicaraan antara Presiden Rusia Vladimir Putin, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande.


Ketika itu, gencatan senjata dilakukan selama 10 hari dan bisa dilanjutkan apabila semua persyaratan sudah terpenuhi seperti pelucutan senjata oleh kelompok pemberontak.


Putin dikabarkan sudah mengaktifkan pasukan militer cadangan untuk menginvasi Ukraina. Ini menyusul pertemuan Putin dengan panglima tentara Ukraina, kemarin. Dengan dihentikannya gencatan senjata ini, Ukraina kembali akan dilanda peperangan antara kelompok pemberontak pro-Rusia dengan tentara pemerintah.(USAToday)






Sumber http://ift.tt/1mCshUP

via suara.com

No comments:

Post a Comment